Kepala polisi distrik Kandal, Roeun Nara, mengatakan burung-burung tersebut dieksekusi setelah menerima perintah pengadilan.
"Kami memberikan ayam itu kepada polisi untuk dimakan," kata Nara seperti dikutip oleh Khmer Times.
Dokumen pengadilan mengumumkan eksekusi 92 ekor ayam untuk mencegah pelanggaran berulang di masa depan dan memperlancar proses penyelidikan sab.
Kasus tersebut dimulai saat polisi menggerebek dua pusat sabung ayam 2018 di distrik Lvea Aem pada 4 Desember. Dalam serangan tersebut, polisi juga menahan Thai Pany, sepupu istri Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
Thai Phany, yang memiliki kewarganegaraan Kamboja dan Australia, dicurigai mengorganisir operasi perjudian sabung ayam.
Hok Vanthyna, Direktur Pengadilan Tinggi Kandal, menandatangani perintah untuk eksekusi ayam, karena bisa digunakan untuk bertaruh di masa depan.
Namun, eksekusi tersebut menewaskan 92 ekor ayam ekologis yang mendapat kritikan keras. Mereka mempertanyakan tingkat keparahan hukuman yang diberikan kepada ayam bukan pemain yang telah menyalahgunakan ternak.
Banyak penjudi yang ditangkap dijatuhi hukuman ringan. Sebanyak 64 penumpang dijatuhi hukuman satu bulan penjara, namun hukumannya ditangguhkan.
"Perintah untuk membunuh ayam? Dimana pemilik ayamnya?" Tuliskan Hing Soksan di Facebook.
